Yang Perlu Kamu Ketahui Tentang HS Code

apa-itu-hscode-adalah

 

Dalam sistem perdagangan antar negara, para importir tentu harus paham apa itu HS Code. HS merupakan singkatan dari Harmonized System. Aturan dalam HS Code ini dikeluarkan oleh WCO (World Customs Organization) atau Organisasi Kepabeanan Dunia.

Fungsi utama HS Code yaitu menjadi pedoman nomenklatur produk internasional multifungsi untuk menerangkan jenis barang yang dikirim. Kini, seluruh petugas bea cukai di dunia wajib mengadopsi kode HS untuk mengatur setiap komoditas yang masuk ke dalam negeri.

Struktur HS Code

HS Code memiliki struktur lengkap yang bagian-bagiannya adalah sebagai berikut:

  • Merupakan kode identifikasi yang terdiri dari enam digit.
  • Mempunyai 5.000 kelompok komoditas.
  • Mempunyai 99 bab.
  • Bab-bab mempunyai 21 bagian.
  • Diatur dalam struktur hukum yang logis.
  • Ketentuan yang didefinisikan dengan baik sehingga mendukung mewujudkan klasifikasi seragam di seluruh dunia.

Kode HS ini sendiri mengadopsi Konvensi Kyoto tahun 1974 yang memfasilitasi penyederhanaan dan harmonisasi prosedur Bea Cukai. Konvensi Kyoto 1974 tersebut telah merinci penerapan prosedur yang efisien, serta aturan baru dan wajib untuk pelaksanaannya. Hingga Januari 2017, konvensi tersebut telah mempunyai kurang-lebih 106 Penandatangan atau Pihak.

Saat ini, HS Code digunakan secara luas dalam bentuk data-data elektronik seperti EDIFACT (Electronic Data Interchange) yang dikeluarkan oleh PBB. Hal tersebut jelas akan mempermudah sistem digunakan sebagai standar dunia untuk mendeskripsikan barang di berbagai platform. Aplikasinya yang hampir universal memungkinkan pihak berwenang seperti pihak Bea Cukai dalam mengidentifikasi produk.

Penerapan HS Code

Sistem HS Code diaplikasikan lebih dari 200 negara dan pelaku ekonomi di seluruh dunia sebagai cara untuk mengetahui statistik perdagangan internasional, dan sebagai dasar untuk penentuan besaran tarif bea cukai. Lebih dari 98% barang yang diperjual-belikan dalam perdagangan internasional sudah terklasifikasikan dalam HS Code.

Kecuali regulator, kode tersebut pun dimanfaatkan perusahaan swasta maupun organisasi internasional. Fungsinya adalah untuk memonitor, memperbaharui, dan mengoptimalkan barang yang diatur, pajak internal, aturan asal, kebijakan perdagangan, statistik transportasi, tarif pengiriman, kompilasi akun nasional, kontrol kuota, pemantauan harga, statistik lalu lintas, hingga studi ekonomi ataupun analisis . Dengan begitu, HS Code merupakan instrumen yang benar-benar dibutuhkan dalam aktifitas perdagangan internasional, kode ekonomi universal, hingga kode standar untuk berbagai komoditas.

Klasifikasi HS Code

Sistem Harmonisasi dalam HS Code diatur oleh The International Convention on the Harmonized Commodity Description and Coding System. Interpretasi resmi HS diberikan dalam Explanatory Notes atau Catatan Penjelasan yang diterbitkan oleh WCO. WCO memberikan prioritas penyesuaian rutin untuk HS Code ini. Itu termasuk pula berbagai langkah untuk mengamankan keseragaman interpretasi kode HS hingga pembaruan periodik sesuai dengan perkembangan teknologi maupun fluktuasi pola perdagangan yang terjadi.

WCO mengatur segala proses lewat Komite Sistem Harmonisasi yang mewakili Penandatangan Kontrak HS. Komite akan memberikan keputusan dari pertanyaan yang diajukan terkait klasifikasi, mengecek aturan kebijakan, menangani perselisihan, hingga membuat amandemen Explanatory Notes. Komite tersebut pun menyiapkan tagihan untuk memutahirkan Sistem HS tiap 5-6 tahun sekali.

Klasifikasi merupakan mekanisme penentuan kode HS. Seluruh komoditas dikelompokkan dalam sebuah kode berdasarkan GRI (General Rules of the Interpretation of the Harmonized System) atau Aturan Umum Interpretasi Sistem Harmonisasi. Berdasarkan penjelasan yang dikutip dari Wikipedia, aplikasi HS Code setidaknya menggunakan 6 Aturan Umum yang wajib dilalui secara berurutan yaitu :

  • GRI 1 mengatur metode mengklasifikasikan produk untuk tingkat Judul empat digit, sesuai kata-kata pada judul dan relative HS Section dan Catatan Bab.
  • GRI 2 mengatur metode mengklasifikasikan produk dan campuran yang tak lengkap dan belum dirakit, serta kombinasi barang.
  • GRI 3 mengatur metode mengklasifikasikan produk yang prima facie, bisa dikelompokkan dalam dua judul HS berbeda.
  • GRI 4 mengatur metode mengklasifikasikan produk yang tak bisa dikelompokkan sesuai GRI 1, 2, dan 3.
  • GRI 5 mengatur metode mengklasifikasikan kemasan.
  • GRI 6 mengatur metode mengklasifikasikan produk untuk enam digit tingkat subpos, sesuai kata-kata pada subpos dan relative HS Section serta Catatan Bab.

Kendala HS Code

HS Code yang bisa diterima sebagai bahasa ekonomi universal khususnya dalam metode pemberian kode barang telah menjadikannya sebagai alat yang sangat diperlukan dalam perdagangan internasional. HS Code telah diintegrasikan dalam berbagai sistem bea cukai di seluruh dunia. Menerapkan kode HS yang benar dengan interpretasi yang tepat merupakan hal yang paling penting bagi importir. Itu karena penerapan kode yang salah bisa dinilai oleh pihak bea cukai sebagai ketidakpatuhan, menyesatkan atau pernyataan yang salah sehingga berakibat adanya denda yang harus dibayarkan.

Menerapkan kode HS yang sesuai bisa cukup rumit untuk kasus tertentu, sebab interpretasi kode boleh jadi berbeda antara negara dan otoritas bea cukai. Penerapan HS Code yang tak sesuai bisa menimbulkan pemberlakuan tarif yang tak sesuai oleh bea cukai, yang bisa menambah biaya impor.

 

RajaBeli.com

RajaBeli.com

RajaBeli.Com melayani pembelian dan pembayaran di ebay, aliexpress, amazon, paypal dan ratusan situs jual beli Online diseluruh dunia, dengan Aman, Mudah dan Bergaransi

Leave a Replay