Negara kita adalah hamparan tanah menghijau yang melimpah dengan keanekaragaman flora yang tumbuh di berbagai pelosok. Ada flora langka yang dilindungi sampai tanaman hias yang banyak dibudidayakan para penggemarnya. Yang sangat fenomenal adalah anggrek. Anggrek bulan misalnya, memiliki tampilan yang sangat cantik. Mari membahas sekilas tentang anggrek bulan yang sangat populer ini.
Mengenal Anggrek Bulan
Diantara jenis tanaman hias yang bukan musiman adalah jenis Anggrek. Sekitar empat ribuan jenis Anggrek bisa dijumpai di Indonesia. Kecantikan tanaman Anggrek terutama dari keanekaragaman warna bunga maupun tampilannya. Termasuk spesies anggrek yang bisa dijumpai yaitu Anggrek bulan sebagai tanaman endemik asli Indonesia. Anggrek bulan menawarkan bermacam macam warna yang membuatnya punya nilai jual mahal dan berpeluang untuk dibudidayakan sehingga bisa berkembang banyak. Anggrek bulan punya nama ilmiah Phalaenopsis amabilis. Anggrek bulan cukup gampang dibudidayakan yang membuat varietasnya makin beragam dengan upaya kawin silang. Tentu bukan perkara mudah melakukan teknik kawin silang pada anggrek bulan.
Anggrek bulan diputuskan oleh pemerintah menjadi Puspa Pesona Indonesia bersama dengan bunga melati (Jasminum sambac) yang merupakan puspa bangsa Indonesia serta Rafflesia arnoldii dengan julukan puspa langka Indonesia. Anggrek bulan adalah bagian dari genus Phalaenopsis. Genus tersebut kali pertama dikenalkan Dr. C.L. Blume yang merupakan pakar botani dari Belanda di masa penjajahan dahulu. Mendapat julukan puspa pesona memang tepat sebab bunganya memang benar-benar mempesona dan elegan.
Tampilan bunga anggrek bulan cukup unik, seperti bentuk kupu-kupu. Karena itu jenis anggrek ini dinamakan Phalaenopsis. Berasal dari kata Phalaina yang artinya kupu-kupu, sementara kata opsis berarti penampakan lalu kata amabilis artinya cantik. Anggrek bulan memiliki rangkaian bunga memanjang yang menjuntai sehingga pesonanya pun makin sempurna.
Warna bunga terlihat putih jernih dengan formasi perhiasan bunga membulat laksana bulan. Karakter bunga anggrek bulan biasanya merekah bersamaan adalah syarat utama yang dikehendaki pemulia tanaman hias. Genus Phalaenopsis paling sedikit memiliki 60 spesies (jenis) dimana kurang-lebih 140 varietas. Ada sekitar 60 varietas yang dapat dijumpai di Indonesia. Anggrek bulan kali pertama didapatkan di kepulauan Maluku tahun 1750 silam. Anggrek bulan punya sejumlah nama lain sesuai dengan daerahnya, misalnya di Jawa dan Bali disebut dengan anggrek wulan atau anggrek menur, lalu di Maluku dinamakan dengan anggrek terbang.
Budidaya Anggrek Bulan
Genus Phalaenopsis termasuk anggrek bulan dapat dibudidayakan di pot atau ditempel ke lempeng pakis, keping kayu, atau batang pohon. Bila menggunakan pot maka pilih yang terbuat dari tanah liat atau plastik. Pembudidaya dapat melakukan modifikasi untuk media tanam yang digunakan.
Intinya tanaman anggrek membutuhkan tingkat kelembapan tinggi, akan tetapi jangan ada konsentrasi air yang terlalu banyak. Peredaran udara dalam media tanam pun mesti lancar supaya tak muncul penyakit.
Kemudian pot pun mesti diberikan celah di dasar dan samping supaya tak terjadi air yang menggenang. Media tanam untuk anggrek bulan bisa dipilih arang, pecahan genting, hingga rajangan pakis. Media tanam itu cuma diaplikasikan sebagai titik melekatkan kemudian memudahkan berdirinya batang. Sementara zat makanan didapatkan dari pupuk yang diberikan lewat penyemprotan. Cara pengaplikasian pupuk cair yang disalurkan melalui talang menuju pot sebagaimana metode hidroponik ternyata sangat bagus.
Anggrek bulan punya sifat tumbuh monopodial, oleh karena itu tak menumbuhkan tunas ke samping. Untuk itu prosedur perbanyakan anggrek bulan akan lebih berhasil bilamana dibuat secara generatif dibanding metode vegetatif. Prosedur perkecambahan biji dikerjakan dalam laboratorium menggunakan media agar-agar steril. Digunakan biji anggrek berbentuk serbuk yang tak membawa cadangan makanan yang artinya harus dibantu pemberian zat hara baik yang makro maupun mikro, serta gula dan vitamin yang dibutuhkan dalam persemaian.
Zat hara paling mudah yang bisa diberikan dari proses persemaian yaitu pupuk daun Hyponex. Hanya saja yang sering diaplikasikan yaitu merek Vacin & Went dan Knudson C. Ditambahkan pula bahan organik misalnya tomat, air kelapa, tauge, ubi, dan kentang. Hingga hari ini, telah banyak varietas dari anggrek genus Phalaenopsis yang dihasilkan apakah itu dengan persilangan antar spesies dan juga antar genera.