Harga Sebagian besar cryptocurrency (mata uang kripto) dengan valuasi pasar terbesar sering menunjukkan volatilitas tinggi. Bitcoin misalnya terlihat naik pada 6 Oktober 2021 yang sempat mencapai US$ 55.000 per kepingnya. Pun demikian dengan harga ethereum. Mata uang kripto ethereum meningkat ke posisi US$ 3.521,36 per koin yang bila dikonversi ke rupiah sebesar Rp 50.126.560.
Selasa 5 Oktober 2021 kemarin, Ketua US Securities and Exchange Commission, Gary Gensler menyatakan di sidang Komite Jasa Keuangan DPR bila ia belum ada rencana melarang mata uang kripto, dan untuk hal tersebut akan diserahkan ke Kongres. Ketua Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell berpidato didepan Kongres awal Oktober 2021 kemarin jika ia belum punya rencana membuat larangan atas mata uang kripto. Kedua sentimen positif tersebut mampu mendongkrak pasar mata uang kripto secara signifikan.
Ethereum dengan kode Ether adalah cryptocurrency dengan valuasi pasar terbesar setelah Bitcoin. Ethereum masuk ke pasar sedikit lebih setelah Bitcoin. Bitcoin telah mendominasi pasar kripto sejak 2012, Ethereum baru ada sejak pertengahan 2015. Namun dalam hal peluang perdagangan, Ethereum sama sekali tidak kalah dengan Bitcoin.
Pada prinsipnya, Ethereum bekerja seperti Bitcoin, kedua cryptocurrency didasarkan pada teknologi blockchain. Blockchain adalah struktur baru penyimpanan data dimana semua transaksi Ethereum disimpan secara desentralisasi di blockchain. Ini memiliki beberapa keuntungan: Setiap pengguna dapat mengetahui semua prosesnya kapan saja. Selain itu, blockchain tidak bisa dipalsukan, dan Ethereum juga dapat diperdagangkan secara independen.
Ini Beda Ethereum dengan Bitcoin
Saat ini, Ethereum dan Bitcoin bukanlah satu-satunya mata uang kripto yang ada di pasar, sehingga sulit bagi investor menentukan uang kripto mana yang lebih menjanjikan. Kapitalisasi pasar adalah salah satu pedomannya. Ethereum mencapai kapitalisasi pasar lebih dari 500 juta euro dalam waktu tujuh bulan sejak diluncurkan pada Juli 2015. Berbeda dengan Bitcoin, Ethereum bukan “hanya” mata uang, tetapi terutama dirancang sebagai platform di mana dua pihak dapat membuat kontrak. Kontrak ini juga dikenal sebagai “smart contract”. Sebuah kontrak yang dapat dibuat tanpa pihak ketiga. Ethereum secara signifikan lebih cepat dalam memproses blok data daripada Bitcoin. Bila Bitcoin membutuhkan 10 menit maka Ethereum hanya sekitar 12 detik. Protokol Ethereum GHOST yang bertanggung jawab dalam pemrosesan cepat itu. Perbedaan Bitcoin dan Ethereum yang lain yaitu jumlahnya. Bitcoin dibatasi hanya sampai 21 juta Bitcoin, sementara Ethereum dapat didistribusikan hingga 18 juta per tahun.
Cara Beli Ethereum
Jika Anda ingin berinvestasi di Ethereum, ada beberapa pilihan. Anda dapat membeli CFD Ethereum atau sertifikat perdagangan di Ethereum. Juga dimungkinkan untuk membeli coin Ethereum sesungguhnya. Cara mudah membeli Ethereum yaitu membeli CFD Ethereum. CFD atau Contracts For Difference. Jadi tidak membeli koin aslinya namun hanya kontraknya. Mudahnya, jika harga ethereum naik, maka nilai CFD Ethereum juga naik dan begitu sebaliknya. Anda juga dapat menerapkan leverage pada CFD Ethereum. Misalnya, jika Anda memilih leverage dengan faktor 15 dan kurs Ethereum naik atau turun, CFD Ethereum Anda akan naik atau turun 15 kali lipat dari kurs Ethereum biasa.
Anda pun dapat membeli mata uang kripto Ethereum aslinya. Untuk melakukannya Anda membutuhkan apa yang disebut e-wallet untuk menyimpan koin Ether. Anda dapat mengunjungi bursa cryptocurrency. Di bursa seperti itu, Anda sebagai pengguna dapat memperdagangkan ethereum secara langsung dengan pengguna lain. Sebelum membeli, pastikan untuk membandingkan harga pembelian dengan mengunjungi berbagai platform exchange. Di pasar Ethereum harga ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
Jika Anda telah memutuskan untuk membeli maka permintaan pembelian itu masih perlu dikonfirmasi. Ada biaya yang harus dibayarkan untuk setiap transaksi yang dilakukan baik sebagai pembeli maupun penjual. Namun biaya itu biasanya lebih rendah dari besar biaya yang harus dibayarkan bila melakukannya di exchanger.
Anda dapat menukar mata uang apa pun, misalnya rupiah, dolar atau euro, untuk ditukar dengan Ethereum. Perdagangan Ethereum di bursa kripto biasanya hampir tidak berbeda dari perdagangan saham biasa atau ETF di bursa saham. Di platform exchanger crypto, perdagangan dilakukan secara otomatis. Hingga saat ini sudah ada 13 pedagang aset kripto yang terdaftar di Bappebti yang daftarnya adalah sebagai berikut :
- PT Indodax Nasional Indonesia (INDODAX)
- PT Crypto Indonesia Berkat (TOKOCRYPTO)
- PT Zipmex Exchange Indonesia (ZIPMEX)
- PT Indonesia Digital Exchange (IDEX)
- PT Pintu Kemana Saja (PINTU)
- PT Luno Indonesia LTD (LUNO)
- PT Cipta Koin Digital (KOINKU)
- PT Tiga Inti Utama
- PT Upbit Exchange Indonesia
- PT Bursa Cripto Prima
- PT Rekeningku Dotcom Indonesia
- PT Triniti Investama Berkat
- PT Plutonext Digital Aset
Harga Ethereum
Tak beda dengan harga Bitcoin sebagai pemimpin pasar, harga Ethereum pun menunjukkan perilaku yang volatile. Harga Ethereum 8 Oktober 2021 berada di rentang Rp.49.911.220 – Rp.51.893.471. Bandingkan harga Ethereum pada 11 Maret 2021 yang hanya Rp.25,5 juta per koinnya. Kenaikan harga Ethereum berarti hampir dua kali lipatnya hanya dalam jangka waktu sekitar 6 bulan. Fluktuasi harga Ethereum yang sangat liar itulah yang disenangi para trader atau investor jangka pendek.
Bermain di Ethereum maupun aset kripto lain tentu tak cocok bagi mereka yang tak suka dengan risiko. Karena itu bagi pemula, sangat penting untuk hanya menggunakan dana yang memang sudah siap bila terjadi hal yang tak sesuai prediksi dan uang itu hilang. Bila risiko terburuk adalah kehilangan dana yang diinvestasikan maka sebaliknya bila mendapatkan keuntungan pun bisa berkali-kali lipat.
Untuk bertransaksi pembelian mata uang kripto, maka investor mesti menentukan ‘pair’ koin yang hendak ditradingkan. Di dalam aplikasi exchange biasanya sudah tersedia banyak pair mata uang untuk dipilih. Investor yang hendak berjual beli Ethereum, bisa memilih Pair Ethereum / Rupiah (ETH/IDR). Aplikasi exchange menawarkan dua tipe order ketika ingin membeli Ethereum yakni market (taker) dan limit (maker).
Bila memilih order market maka akan otomatis dijalankan sebab sudah match dengan berapa saja harga yang berlaku saat itu. Sementara untuk Limit Order biasanya menunggu hingga harga pasar mencapai harga yang ditentukan investor itu. Perlu diketahui bahwa tipe order berpengaruh pada besarnya fee jual beli. Untuk Order market dibebankan biaya 0,1% dari nominal transaksi, sementara untuk order limit tak dikenakan fee.
Harga Ethereum yang terbentuk merupakan akibat turun naiknya pasokan dan permintaan di bursa itu. Karenanya harga Ethereum di layanan exchange yang satu dapat saja tak sama dengan exchange lain. Begitu order beli dilaksanakan maka, saldo Ethereum milik investor pun bertambah. Otomatis ditampilkan dalam aplikasi nilai saldo Ethereum dan nominal bila dikonversikan ke Rupiah. Jadi saldo Ethereum itu tersimpan dalam e-wallet Exchange itu.