Seperti kita ketahui, salah satu metode pembayaran yang memiliki “perhitungan murah” adalah menggunakan skema transfer RMB, alias transfer langsung antar bank menggunakan mata uang China RMB atau Yuan. Saat ini makin banyak orang belanja barang dari China dengan pengiriman menggunakan skema forwarder, dan melakukan pembayaran melalui skema transfer antar bank menggunakan mata uang RMB ini.
Pengertian Transfer RMB
Pengertian transfer RMB yang kita bahas disini adalah system pembayaran barang (order) ke penjual di China melalui sitem transfer antar rekening bank menggunakan mata uang China RMB (Yuan). Bisa melalui rekening kita di Indonesia ke rekening seller di China. Bisa juga melalui sesama rekening bank di China, dalam hal ini kita menggunakan bantuan jasa transfer RMB yang berdomisili di China.
Keuntungan Pembayaran order dengan Transfer RMB
Sistem pembayaran transfer bank dengan RMB mulai banyak dipilih, karena memberikan beberapa keuntungan, yaitu :
- Relatif lebih murah, dibandingkan jika kita menggunakan mata uang US$ atau Mata Uang Asing lain, seperti EUR, SGD, dll. Hal ini dikarenakan, kita hanya melewati satu sistemn kurs saja, yaitu dari RMB ke IDR (Rupiah). Beda jika kita menggunakan mata uang US$, dimana akan melewati dua kali system kurs, yaitu seller melakukan Kurs RMB ke US$. Lalu kita melalukan kurs dari US$ ke IDR, sehingga ada potensi kerugian selisih kurs yang lumayan tinggi.
- Melalui transfer antar bank dengan RMB, maka kita terbebas dari fee transaksi marketplace. Misalnya jika kita bertransaksi melalui Alibaba, maka dari pihak seller akan dibebani Alibaba fee sekitar 4 %. Sedang kan di kita sebagai pembeli akan dikenakan fee Alibaba sekitar 2.95 % jika melalukan pembayaran menggunakan Kartu kredit.
Amankah Transfer ke Seller dengan RMB
Seperti yang sering kita bahas sebelumnya, salah satu syarat untuk keamanan transaksi dengan seller adalah menggunakan skema pembayaran yang melibatkan pihak ketiga sebagai penjamin keamanan transaksi, seperti melalui Alibaba, paypal, dll. Nah jika kita melakukan pembayaran langsung ke seller melalui transfer RMB, sejauh mana segi keamanannya.
Transfer langsung RMB ini tentu tidak bisa kita aplikasikan begitu saja ke semua seller yang ada di China. Transfer RMB umumnya dilakukan orang untuk transaksi yang melibatkan seller yang sudah jelas terbukti aman dan amanah dalam bertransaksi. Biasanya kita sudah sering transaksi dengan seller tersebut, dan selama transaksi berjalan aman dan lancar tidak ada masalah, sehingga seller masuk kategori sebagai seller yang terpercaya. Nah dengan seller semacam inilah kita bisa menempuh cara pembayaran dengan skema transfer langsung dengan RMB.
Data apa yang harus kita minta dari seller
Sebelum melakukan transfer ke rekening RMB, maka seperti layaknya system transfer bank lainnya, maka kita harus minta Nama Bank, Nomor rekening serta nama pemegang rekening tersebut. Dan perlu kita ketahui, bahwa untuk melakukan transfer RMB dan mengirim barang menggunakan skema forwarder, maka kita harus minta rekening atas nama pribadi selelrnya, bukan atas nama perusahaan.
Kenapa Harus Pakai Rekening Pribadi Dalam Transfer RMB ?
Seperti kita ketahui, jika kita mengirim barang melalui skema forwarder, maka seller harus mengirimkan barang ke Gudang forwarder yang berlokasi di China. Ini artinya seller dihitung melakukan penjualan secara lokal. Jika pembayaran menggunakan rekening perusahaan, maka seller akan dianggap melakukan kegiatan ekspor, dimana akan terkait dengan prosedur ekspor dan perpajakan. Sedangkan faktanya, seller hanya mengirim barang secara lokal, sehingga prosedur perpajakan tidak bisa diberlakukan ke kita sebagai pembeli. Untuk itulah seller menggunakan rekening pribadi, sehingga “terlepas” dari prosedur Perpajakan ekspor tadi.
Demikianlah penjelasan singkat tentang transfer ke seller menggunakan mata uang RMB, dan kenapa seller selalu minta menggunakan rekening pribadi. Semoga bermanfaat.