Menghadapi pandemi virus Corona yang entah sampai kapan usai, tidak sedikit masyarakat yang kini tiba-tiba punya hobi berkebun. Dari banyak tanaman hias yang hits, salah satu pilihannya yaitu aglaonema. Pesona tanaman ini ada dari warna daun beragam, ada yang hijau gelap, perak hingga merah cantik. Pengetahuan tentang perawatan aglaonema yang benar harus dikuasai sebelum membeli tanaman ini.
Masyarakat saat ini banyak yang berburu tanaman hias untuk ditanam di rumah. Kecuali bisa mengusir kebosanan, adanya tanaman hias di rumah pun akan menjadikan udara di sekitarnya sehat dan segar. Aglaonema asal mulanya dari tumbuhan liar yang ada di dalam hutan hujan tropis di Indonesia, Malaysia dan juga Thailand. Istilah Aglaonema sendiri konon berasal dari Bahasa Yunani Kuno yang artinya ‘tumbuhan mengkilap.
Di Negara kita tanaman hias ini dikenal dengan ‘sri rejeki’. Nama yang diberikan menganggap jika tanaman ini akan dapat menghasilkan aura positif serta menarik rejeki. Aglaonema memiliki ciri khas sebagai tanaman yang gampang dibudidayakan. Kendati demikian para penggemar tetap harus merawatnya secara tepat sehingga pertumbuhannya optimal. Paling tidak enam poin perawatan aglaonema yang benar berikut ini harus diperhatikan yaitu :
Aplikasikan Media Alami
Penggunaan media tanam yang bersifat porous direkomendasikan untuk aglaonema. Media tanam yang porous akan menghasilkan aglaonema yang subur dan sehat dengan pertumbuhan maksimal, menghindari kelebihan air dan kelembaban yang bisa merusak akar dan batangnya. Di samping itu, pemilik pun harus mengecek teratur kualitas media tanam. Jika media tanam menggumpal, kering, atau sebaliknya kelewat basah maka perlu diganti yang baru. Media tanam seperti pakis, sekam bakar, kaliandra, humus adalah yang banyak digunakan untuk aglaonema.
Tidak Usah Disiram Kelewat Sering
Perawatan aglaonema yang benar pun harus memperhatikan ini. Pemilik tidak usah menyiram keseringan. Yang harus diperhatikan adalah keberadaan nutrisi serta air yang memadai sepanjang musim panas yaitu menyiramnya dua hingga tiga kali dalam seminggu. Sementara bila di musim hujan, pasokan air harus dikurangi dengan menyiram hanya sekali atau dua kali seminggu. Gunakanlah air bersih dengan mengguyur juga bagian daun pelan-pelan agar lapisan debu atau bakteri terlarut.
Hindarkan Cahaya Matahari Langsung
Jenis tanaman ini sebenarnya tidak rumit dalam perawatan. Meski begitu tanaman ini sebaiknya dibudidayakan di tempat yang tak terkena paparan cahaya matahari langsung. Boleh ditempatkan di teras namun dengan dipasang tirai penghalang sinar matahari langsung. Terkena matahari langsung dapat mengakibatkan warna daun menguning kemudian melayu.
Jauhkan dari Hawa Dingin
Perawatan aglaonema yang benar juga harus mempertimbangkan hawa udara dingin di sekitar. Aglaonema tak cocok hidup di lingkungan dengan temperatur udara kurang dari 16 derajat Celsius. Sehingga, upayakan menempatkannya di dalam ruangan dengan suhu yang terjaga.
Tahap Memangkas
Bilamana sri rejeki sudah tumbuh dengan baik yang mengeluarkan banyak daun, pemilik sebaiknya segera mengganti pot untuk disesuaikan ukurannya yang makin membesar. Flora yang satu ini sebenarnya menghasilkan tingkat pertumbuhan lambat. Karenanya bagian batang akan keluar sedikit demi sedikit. Penggantian pot dengan yang lebih besar harus dikerjakan tiap 2 hingga 3 tahun. Sesudah diganti potnya pemilik dapat mulai memangkas tunas tunas yang muncul untuk dipindah ke pot-pot lain.
Pemilik bisa mengambil daun warna hijau tua yang mati ketika keluar dengan mengikuti batang sampai di pangkal tanaman. Jangan memotong daun yang lagi tumbuh. Jangan pula mencabut bagian tanaman yang tumbuh dari pangkal batang sebab berpeluang terjadi kerusakan. Sesudah itu, aglaonema yang telah tumbuh beberapa tunas baru boleh dipindah ke pot-pot lain sehingga bisa tumbuh dengan maksimal.
Memberantas Hama
Perawatan aglaonema yang benar juga harus mengecek bagian daun maupun batang memang tak ada hama yang mengganggu sampai menghambat pertumbuhan aglo. Jenis-jenis hama yang biasa menyerang misalnya tungau, laba-laba, kutu, dan juga ulat bulu. Langkah memberantas atau menghilangkan hama pengganggu itu dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida dengan konsentrasi sedikit saja ke bagian tanaman yang ada hamanya. Kerjakan langkah ini dengan teratur, untuk menjamin jika hama sudah betul-betul tidak ada.