Bagi para pelaku importir maupun pedagang yang menyetok produk dari China, tentu sudah paham betul tentang perhitungan biaya import yang selama ini mereka lakukan. Nah, bagi kalian yang baru terjun pertama kali ke dunia import, tentu belum paham tata cara menghitung meter kubik untuk menentukan biaya import dari China bukan?
Dalam proses pengiriman barang yang dilakukan melalui jasa freight forwarder door to door, umumnya biaya pengiriman dihitung berdasarkan nilai Cbm. Lalu apa itu Cbm (M3) dan bagaimana sistem perhitungannya? Jika penasaran, silakan simak terus artikel berikut ini.
Sistem Perhitungan Biaya Import dari China
Proses ekspor impor antar negara seperti halnya impor barang dari China ke Indonesia umumnya dilakukan melalui 2 jalur pengiriman yakni jalur laut dan jalur udara. Untuk jalur darat hanya digunakan bagi pengiriman antar negara yang masih satu daratan atau satu pulau.
Di antara dua jalur tersebut, jalur pengiriman laut merupakan yang paling populer digunakan, bahkan hampir mendominasi 80% barang yang masuk ke Indonesia.
Hal ini karena selain efektif, jalur pengiriman via laut juga memiliki perhitungan biaya kirim yang lebih murah dan lebih rasional karena dihitung berdasarkan kubikasi. Beda halnya dengan pengiriman via jalur udara yang perhitungan biaya kirimnya didasarkan pada berat barang.
Kubikasi adalah metode pengukuran benda yang didasarkan pada besarnya volume barang yang akan dikirim. Pengukuran ini dilakukan menggunakan standar “kubik” dengan satuan meter kubik (m3). Namun ada juga jasa freight forwarder yang mengirim menggunakan satuan centi kubik (cm3).
Berikut estimasi biaya pengiriman menggunakan jasa freight forwarding untuk import barang dari China maupun negara-negara sekitarnya:
- Jalur udara express: jenis pengiriman tercepat yang hanya membutuhkan waktu antara 5 – 10 hari sejak pengiriman. Proses perhitungan biayanya didasarkan pada satuan berat kg dimana per kg umumnya memakan biaya kurang lebih Rp225.000 – 250.000
- Jalur udara standar: tipe pengiriman melalui jalur udara dengan biaya yang lebih murah namun estimasi waktu pengirimannya pun lebih lama yakni antara 2 hingga 3 minggu. Biaya kirim dihitung berdasarkan bobot barang yang berkisar antara Rp190.000 – Rp200.000 / kg.
- Jalur laut: jalur pengiriman via laut dilakukan untuk barang yang memiliki bobot super berat karena tidak dihitung berdasarkan beratnya namun berdasarkan volume barang yang umumnya sekitar 6 – 7 juta / m3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Import dari China
Biaya import yang ditetapkan oleh jasa forwarder umumnya sudah bersifat all in. Artinya, semua biaya yang menyangkut pengiriman seperti pajak, bea cukai, perizinan, dan sebagainya sudah ditanggung sepenuhnya oleh pihak forwarder.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi mahal tidaknya biaya import dari China:
a) Freight Forwarder
Seperti yang kita tahu, tiap jasa freight forwarder punya ketetapan biaya yang berbeda-beda. Jadi, walaupun jalur pengiriman yang digunakan sama dan estimasi pengirimannya pun sama, harganya bisa saja berbeda.
Banyak komponen yang ditentukan oleh pihak freight forwarder dalam menentukan biaya import. Di antaranya ialah biaya pembuatan dokumen, biaya bongkar muat, biaya transportasi, biaya asuransi, dan biaya tambahan lain yang sekiranya diperlukan.
b) PPh Impor
PPh impor pasal 22 ialah sebesar 2,5% dari total nilai impor (CIF). Namun perhitungan ini hanya berlaku untuk kategori produk-produk tertentu saja yang telah diatur sesuai Permen Keuangan No 107./PMK.010/2015.
Ada beberapa kategori produk yang dikenakan dengan tarif yang tinggi yakni 7,5% dan bahkan 10%. Karena itulah pihak freight forwarder umumnya akan memberitahukan kepada para kliennya akan pajak yang harus mereka bayar.
c) Bea Masuk
Selain Pph impor, ada juga biaya lain yang termasuk pajak dengan tarif tidak tetap yakni berupa bea masuk (BM). Setiap kategori barang akan diklasifikasikan dengan HS code masing-masing sehingga akan mempengaruhi besarnya nilai bea masuk.
Misalnya, untuk produk pakaian berupa blus yang memiliki HS Code 6211.42.90 akan dikenakan Bea Masuk sebesar 25%. Ada pula produk dari China yang tidak dikenakan bea masuk sama sekali seperti produk yang memiliki COO (certificate of origin) form E.
d) PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
Selain ketiga biaya di atas, ada satu lagi perhitungan biaya import yang tidak boleh kalian lewatkan yakni biaya pajak pertambahan nilai (PPN). Perhitungan PPN ini umumnya hampir sama untuk semua jenis barang yakni 10%.
Nah, angka 10% ini bukan hanya dihitung dari total harga barang saja, melainkan dari total terms CIF (Cost+Insurance+Freight) sehingga menyebabkan biayanya sangat besar jika dihitung berdasarkan biaya pembelian barang tersebut.
Cara Menghitung Meter Kubik untuk Menentukan Biaya Import dari China
Nah berikut ini merupakan cara menghitung meter kubik untuk menentukan biaya import dari China yang perlu kalian ketahui:
1. Pahami Satuan Pengukuran Volume Barang
Seperti yang kami singgung di paragraf sebelumnya, bahwa tiap jasa freight forwarder memiliki satuan pengukuran volume yang berbeda-beda satu sama lain.
Di antaranya ada yang menggunakan satuan sentimeter kubik, meter kubik, dan ada pula yang menggunakan inch kubik. Nah, untuk mengetahui jenis satuan volume apa yang digunakan, maka silakan tanyakan saja pada jasa freight forwarder yang akan kalian gunakan.
Walau begitu, kebanyakan jasa forwarding menggunakan satuan meter kubik yang mengikuti standar perhitungan dari maskapai pelayaran. Berikut perhitungan seputar volume barang yang perlu kalian ketahui:
- 1 Cbm = 1 m3
- 1 m3 = panjang 1 m x lebar 1 m x tinggi 1 m
- 1 m3 = 1000.000 cm3
2. Ukur Dimensi Barang Secara Satuan
Selanjutnya, kalian perlu mengukur volume barang secara satuan agar bisa mengetahui 1 meter kubik muat berapa satuan barang.
Untuk menghitung dimensi barang, kalian bisa menentukan berapa panjang, lebar dan tinggi dari barang tersebut. Biasanya, perhitungan dimensi secara satuan semacam ini dihitung dalam cm.
Jadi, misalkan kalian ingin menghitung 200 pasang sepatu, maka hitung dulu diameter satuan box sepatu tersebut. Nantinya baru ditotal untuk maksimal dalam 1 m3 muat berapa pasang.
Umumnya, dalam 1 CBM dapat memuat:
- 200 pasang sepatu
- 1000 pcs baju
- 40 pcs tas
3. Hitung Berat Total Maksimum dalam Satuan Kubik
Karena hitungannya berdasarkan volume bukan berarti kita melupakan satuan berat begitu saja. Hal ini dikarenakan dalam 1 CBM hanya boleh memuat barang maksimal 600 kg atau 6 kwintal.
- 1 CBM = maks 600 kg
- 1 m3 = maks 6 kwintal
Apabila bobot barang melebihi 600 kg walaupun volumenya tidak mencapai 1 meter kubik, maka akan dianggap 2 meter kubik sehingga biaya pun akan dua kali lipat lebih mahal.
Jasa Import Barang dari China dengan Biaya Terjangkau
Apakah kalian sedang membutuhkan jasa import barang dari China? Jika ya, maka silahkan untuk menggunakan layanan dari Rajabeli.com. (Rajabeli express)
Tak hanya menawarkan pengiriman yang cepat dan aman, Rajabeli.com juga menyediakan biaya terjangkau dengan perhitungan meter kubik yang bersaing dengan jasa lainnya.
Apabila tertarik untuk menggunakannya, silakan jangan ragu untuk menghubungi customer service Rajabeli.com di halaman kontak. Salam sukses!