Nama lengkapnya Gregori Garnadi Hambali. Namun di Indonesia beliau terkenal sebagai Greg Hambali Bapak Aglaonema Indonesia. Greg Hambali sangat terkenal di lingkup para penggemar tanaman hias terutama jenis Aglaonema yang di masyarakat nama populernya adalah Sri Rejeki. Greg Hambali pantas menyandang predikat Bapak Aglaonema Indonesia berkat keberhasilannya menyilangkan berbagai jenis Sri Rejeki.
Hasil usaha penyilangan tanaman hias Aglaonema Greg Hambali yang paling populer yaitu varietas Harlequin yang terjual seharga Rp.660 juta. Ada lagi jenis Pride of Sumatera,Lotus Delight serta Golden Hope. Greg mengisahkan bahwa permulaan dia tertarik dengan tanaman ketika maih sekolah tingkat SMP. Ketika itu, dia sukses membuat perkawinan tanaman pepaya yang sulit berbuah. Kesuksesan pertamanya itulah yang menyebabkan ia begitu berminat dalam usaha pemuliaan tanaman.
Greg Hambali pun kemudian mengambil jurusan Biologi Pertanian IPB yang kala itu di tahun 1973. Baru saja menjadi mahasiswa, dia pun diminta Dr. Mien A. Rifai yang saat itu menjabat menjadi Kepala Herbarium Bogor sebagai bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Tugasnya ketika itu adalah bekerja paruh waktu ikut mengidentifikasi tumbuhan serta membuat penamaan ilmiah dari berbagai tumbuhan yang ada. Greg kemudian pun ditarik sebagai pegawai di LIPI dan berkonsentrasi dalam bidang persilangan.
Ketika menjadi dosen di IPB sekaligus bertugas di LIPI, Greg lantas memperoleh beasiswa dari British Council dengan meneruskan pendidikan untuk meraih gelar Master of Science (MSc) untuk konsentrasi Conservation and Utilization of Plant Genetic Resources dari Universitas Birmingham, Inggris. Di tahun 1976, Pak Greg balik ke LIPI dan melakukan banyak penelitian botani. Namun dalam perkembangannya, Greg keluar dari LIPI sebab idealisme-nya yang cukup kuat ingin melakukan riset sesuai kemauannya.
Setelah tak lagi bekerja di LIPI, Greg pun leluasa menjalankan penelitian sendiri tanpa harus mentaati program yang sudah digariskan sebagaimana dulu. Greg mengemukakan jika ia semula menjalankan penelitian dengan konsentrasi pada reproduksi tanaman dengan bermacam perantara penyerbukan serta pemencaran biji. Perantara atau agen tersebut yang akhirnya menghasilkan persilangan alami yang cukup penting untuk memperbanyak keanekaragaman flora di dunia.
Greg atas saran seorang teman pemilik nursery, akhirnya beralih melakukan penelitian pada berbagai tumbuhan komersial yang laku dijual. Dia tergoda untuk terjun dalam bisnis tanaman hias sebab biodiversitas yang tersedia begitu banyak. Greg pertama kali melakukan penelitian dengan mengawinkan Aglaonema Commutatum tricolor dan Aglaonema Rotundum Sumatra. Lalu dihasilkan jenis pertama sebagai asal mula Pride of Sumatra yang sayangnya warna merah tak begitu jelas. Sesudah disilangkan lagi dengan Aglaonema rotundum sebagai pejantan maka dihasilkanlah Pride of Sumatera.
Aglaonema Pride of Sumatra merupakan jenis silangan dengan daun merah pertama di dunia. Aglaonema Pride of Sumatra malah sempat memperoleh juara kedua dari pameran tanaman hias dunia di Belanda. Semenjak itu, Greg Hambali pun aktif mengawinkan Aglaonema yang bila ditotal sudah ada sekitar 10 ribu kali. Hanya saja, sampai sekarang cuma sedikit yang sukses. Hasil paling fantastis dari kerja kerasnya yaitu jenis Aglaonema Harlequin yang laku hingga Rp.660 juta.
Di luar Aglaonema, Greg pun sukses dalam persilangan Dracaena JT Stardust, berbagai jenis baru Philodendron, Calathea, Cyrtosperma, jagung, caladine dan bahkan salak. Dracaena JT stardust terlihat sangat cantik dengan corak laksana debu-debu bintang menghiasi daunnya. Dracaena JT stardust adalah hasil penyilangan Dracaena yang berasal dari Sumatra. Di samping tampilannya yang eksotis melebihi induk aslinya, Dracanea JT Stardust pun gampang dibudidayakan.
Lalu untuk salak, ia sukses mengkawinsilangkan salak yang dinamakan salak Mawar dan salak Sidempon. Kehebatan salak hail persilangan itu ialah punya duri yang sedikit di pelepah maupun batang, kendati buah masih muda dan belum matang namun saat dimakan tak ada rasa sepet. Rasa salaknya saat sudah tua cukup manis, serta salak ini dapat dipanen sewaktu-waktu sebab tak tergantung musim sebagaimana salak pondoh.
Greg Hambali Bapak Aglaonema Indonesia, yang paling luar biasa adalah jasanya dalam pengembangan lima varietas Aglaonema dengan harga jual selangit yang populer berjuluk The Big five Aglaonema terdiri dari Aglaonema Widuri, Tiara, Hot Lady, Pride of Sumatera dan Harlequin. Kelimanya dihitung harga jualnya dari lembar daun yang dimilikinya. Seperti Aglaonema Tiara dengan harga per lembar daun mencapai Rp.3 juta.